Ada dua kenyataan yang dapat kita tangkap dari uraian di
depan. Produk teknologi telah
memenuhi dan mengepung kehidupan kita. Sayangnya, semua produk teknologi tersebut hampir tidak ada yang keluaran atau
produksi dari negeri muslim. Kenyataan ini memunculkan pertanyaan bagaimana
sebenarnya hubungan antara Islam dan sains sehingga umat Islam saat ini tidak
banyak terlibat dan memberi
kontribusi. Bagaimana Islam
sebagai agama langit memandang sains sebagai produk manusia?
Knowledge is
power, ilmu pengetahuan adalah kekuatan. Diktum ini secara sederhana
meniscayakan seseorang atau komunitas untuk menguasai sains jika ingin eksis.
Masalahnya, sains seperti apa yang harus dipelajari dan dikembangkan agar tidak
muncul hasil samping berupa nestapa masyarakat modern sebagaimana diuraikan di
depan.
Sains yang
dibahas di depan adalah sains yang menjadi pondasi teknologi yakni sains
kealaman, natural science, bukan sains humaniora. Sains kealaman adalah sains
dengan alam sebagai obyek kajiannya yang secara formal terbagi dalam bidang-bidang
sains astronomi, biologi, fisika, kimia, geologi, farmasi dan kedokteran maupun
terapan teknologinya.
Karena itu, langkah
paling mudah dan praktis untuk mendapatkan gambaran atau pandangan tentang
sains kealaman dari al-Quran adalah mengidentifikasi semua ayat yang
menyinggung bagian-bagian alam dengan berbagai fenomenanya. Sebagai contoh,
ayat kauniyah jika memuat kata air, awan, besi, bintang, burung, cahaya, darah,
emas, jahe, kapal, kilat, langit dan zarrah. Perhitungan langsung menghasilkan
1108 ayat dimaksud dan masih bersifat umum. Pemilahan dengan batasan makna atau
pesan lebih spesifik menyisakan 800 ayat.
Dua ayat yang
memuat kata langit السماء- السموات dan Bumi الارض berikut dapat dijadikan contoh. Pertama,
¼çms9 $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# ( uqèdur Í?yèø9$# ãLìÏàyèø9$# ÇÍÈ
Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di Bumi.
dan Dialah yang Mahatinggi lagi Mahabesar. (QS asy-Syuuraa 42:4)
Informasi yang diberikan ayat ini bersifat sangat umum
dan tidak secara langsung menuntun pada konsep khusus tentang Bumi dan langit
meskipun memuat kedua kata tersebut. Di dalam pandangan dunia tauhid realitas
terdiri dari dua yaitu khaaliq خالق dan makhluq مخلوق , pencipta dan yang dicipta. Pencipta hanya satu Allah swt,
selain Allah Sang Pencipta adalah makhluk ciptaan sekaligus milik-Nya. Ciptaan
ada yang bersifat material dan imaterial; yang bersifat material adalah langit,
Bumi dan isinya.
Kedua,
Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan perintah-Nya .... (QS
ar-Ruum 30:25)
Ayat ini memuat
informasi spesifik, langit dan Bumi berdiri tegak karena perintah-Nya.
Pertanyaan yang dapat diajukan adalah bagaimana, kapan, berapa kali dan
seberapa kuat perintah Allah diberikan untuk berdirinya langit dan Bumi.
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dapat membawa pada konsep atau teori
penciptaan langit dan Bumi atau jagat raya.
Ada juga ayat yang bercerita keadaan setelah kiamat yang juga
dikelompokkan sebagai ayat-ayat (alam) semesta. Contohnya,
Di dalam surga itu mereka diberi
minum segelas minuman yang bercampur jahe. (QS al-Insaan 76:17)
Ayat ini
sebenarnya memberi informasi tentang hal yang masih gaib, surga. Masalahnya,
penghuni surga akan diberi minuman dan minuman itu dicampur dengan tanaman yang
banyak ditemukan di Bumi yaitu zanjabiila زنجبيلا jahe. Pertanyaan sederhananya adalah mengapa jahe bukan
kopi, teh hangat atau es kelapa muda atau jus alpukat. Jawaban atas pertanyaan
ini juga akan membawa pada sains tentang tanaman khususnya jahe.
Informasi al-Qur’an tentang alam dapat diklasifikasi
menjadi tiga kelompok besar. Pertama adalah informasi secara langsung secara
tekstual sehingga tidak memerlukan penafsiran atau pemahaman lebih lanjut. Contoh
pola ini adalah informasi tentang keistimewaan cairan dari perut lebah (QS 16:69).
Kedua, informasi secara implisit dan
memerlukan penafsiran lebih lengkap atas redaksional yang digunakan oleh ayat
seperti rahasa semut (QS 27:18). Ketiga, informasi secara simbolik yakni oleh
bentuk atau susunan huruf seeperti dalam kasus orbit benda langit (QS 36:40).