Komitmen SMA Trensains
Tebuireng dalam memajukan pendidikan tampaknya tidak main-main. Demi untuk
mencetak generasi Qur’ani yang selaras dengan kemampuan sains yang memadai,
mulai bulan Pebruari SMA Trensains Tebuireng mendatangkan pengajar dari Jerman.
Dia adalah Lina Van Gessel lulusan Tu Dortmund University Germany yang
siap membantu dalam bidang matematika dan biologi.
Selain sebagai guru matematika
dan biologi Lina Van Gessel akan mengisi beberapa kegiatan antara lain E-UP (English
Upgrading for students), E-Morning (english morning) , T-ET (tutorial
english for teachers), dan penguatan program IGCSE yang ada di SMA
Trensains Tebuireng.
Selain kerjasama tersebut,
SMA Trensains juga bekerja sama dengan Cambridge University sebagai upaya
peningkatan mutu, selain kerja sama beberapa PTN seperti ITS, Unesa, UIN Malang. Program Cambridge yang dilaksanakan di SMA
Trensains dibawah arahan dan pembinaan CIC-PTISS (Cambridge International
Centre – Pesantren Tebuireng International Standard School) yang diketuai
oleh Ali Subhan, M.Pd. Menurut beliau: “sudah
saatnya kita memiliki trobosan dalam dunia pendidikan, santri tidak hanya
menguasai bidang agama saja tapi juga harus mengguasai IPTEK sebagai upaya
untuk mencetak generasi yang gemilang untuk kemaslahatan umat islam oleh karena
itu Cambridge sebagai salah satu jawabannya”.
Menurut Kepala SMA Trensains
Tebuireng: “Kedepan anak-anak didik kita akan menghadapi tatangan persaingan
yang sangat dasyat, oleh karena itu kita perlu meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berwawasan global” paparanya. Kegiatan ini akan dilaksanakan setiap tahun bekerja sama dengan beberapa
lembaga/Universitas yang ada disana.
Semua program yang dirancang sebagai
mana tersebut diatas, bertujuan untuk mensukseskan
misi besar SMA Trensains yaitu islamisasi ilmu pengetahuan, sebab SMA Trensains
Tebuireng adalah konsep
sekolah yang tidak menggabungkan materi pesantren dengan ilmu umum sebagaimana
pesantren modern. Trensains mengambil kekhususan pada pemahaman al Qur'an, al
Hadist dan Sains kealaman (natural science) dan interaksinya. Poin terakhir,
interaksi antara agama dan sains merupakan materi khas Trensains yang tidak ada
pada pesantren modern.
Bagi santri
Trensains, kemampuan bahasa arab dan inggris menjadi prasyarat dasar, selain
para santri juga dituntut mempunyai kemampuan nalar matematik dan filsafat yang
memadai. proyeksi kedepan bagi para alumni TRENSAINS adalah ilmuwan sains
kealaman, teknolog, dan dokter yang mempunyai basis al qur'an yang kokoh dengan
berlandaskan asas Ahlussunah wal Jama’ah. (Abdul Ghofur).