BAHAN
AJAR YANG IDEAL UNTUK SANTRI TRENSAINS
Oleh:
Abdul Ghofur
Bahan ajar atau materi pembelajaran
secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari santri dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Salah satu kompetensi yang perlu dimiliki seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya adalah mengembangkan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar penting dilakukan guru agar pembelajaran lebih
efektif, efisien, dan tidak melenceng dari kompetensi yang ingin dicapainya.
Dalam kegiatan pembelajaran, bahan ajar
sangat penting artinya bagi guru dan santri. Guru akan mengalami kesulitan
dalam meningkatkan efektivitas pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar
yang lengkap. Begitu pula bagi santri, tanpa adanya bahan ajar mereka akan
mengalami kesulitan dalam belajarnya. Oleh karena itu bahan ajar merupakan hal
yang sangat penting untuk dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Bahan ajar pada dasarnya memiliki
beberapa peran baik bagi guru, santri,
dan pada kegiatan pembelajaran. Bagi guru, bahan
ajar memiliki peran antara lain menghemat waktu guru dalam mengajar, mengubah
peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, dan meningkatkan
proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. Sedangkan
bagi santri, bahan ajar memiliki peran antara lain dapat
digunakan belajar oleh santri tanpa kehadiran guru, mereka dapat
belajar kapan saja dan dimana saja dikehendaki, dan membantu meningkatkan potensi
untuk menjadi pelajar mandiri.
Pertanyaannya, bagaimana bahan
ajar yang ideal untuk santri Trensains ?
Trensains merupakan konsep sekolah yang
mengedepankan dialektikan antara agama dan sains dalam setiap aktivitas
pembelajarannya, dimana al Qur’an digunakan sebagai basis epistemologinya. Konsep
ini secara tidak langsung mereduksi dan menyempurnakan konsep pembelajaran yang
telah ada dalam kurikulum nasional. Dalam konsep ini, selain adanya inovasi
dalam pembelajaran dan desain kurikulum,
diperlukan pula inovasi pengembangan bahan ajar. Bahan ajar yang dikembangkan
harus mencerminkan dialektika yang dimaksud diatas.
Adapun bahan ajar yang digunakan dan
sekaligus dikembangkan antara lain bahan ajar tool of trensains dan
bahan ajar core. Bahan ajar tool terdiri atas ; Bahasa Arab Ayat-Ayat
Semesta, Nahwu Shorof dengan metode hikari, Ullumul Qur’an, Ullumul Hadist, Tafsir
Afkam dan Hadist Afkam, serta Ushulul Fiqh. Sedangkan bahan ajar core terdiri
atas Al Qur’an dan Sains (ALS) dengan
basis kompetensi dasar yang ada dalam buku Nalar Ayat-Ayat Semesta, bahan ajar
kelompok MIPA (kimia, fisika, biologi, dan matematika), dan Bahan ajar Praktikum Ayat-Ayat
Semesta (Laboratorium AAS).
Mata pelajaran Bahasa Arab Ayat-Ayat
Semesta (Bahasa Arab AAS) merupakan materi ciri khas Trensains. Materi ini ditulis
oleh sang inisiator Trensains (Agus Purwanto, D.Sc alumnus Universitas Hirosima
dan sekaligus ilmuwan asal ITS Surabaya)
dan akan diaplikasikan dalam waktu dekat. Selain materi tersebut, ada beberapa
materi ciri khas trensains yang langsung didesain oleh sang inisiator yaitu Laboratorium
Ayat-Ayat Semesta, Metode Hikari, ASS, NAAS. Penentuan jari-jari bumi dan
observasi bulan adalah salah satu contoh kajian dalam materi Laboratorium
Ayat-Ayat Semesta yang merupakan kegiatan dialektika antara agama dan sains.
Bahan ajar yang ideal untuk santri
trensains yaitu bahan ajar yang disusun berdasarkan sintesis tiga kurikulum (kurikulum
nasional, internasional, dan kurikulum kearifan pesantren sains), menempatkan
al Qur’an sebagai basis epistemologi, dan
dipadukan dengan prinsip-prinsip pembelajaran kontenporer.
Penyusunan bahan ajar diawali dengan menyusun
adap-adopt kompetensi dasar dari tiga kurikulum sebagimana diatas. Selanjutnya menyusun
silabus mata pelajaran terkait. Pada tahap berikutnya adalah membuat pemetaan
kompentensi dasar berdasarkan silabus yang telah disusun, kemudian menyusun
bahan ajar yang dimaksud sesuai dengan pedoman-pedoman yang ada. Selain itu,
bahan ajar yang disusun juga mengacu pada paradigma-paradigma pembelajaran kontenporer.
Untuk mempermudah penyusunannya, tiap
guru diwajibkan mengikuti kegiatan Training
of Trainers (TOT) bersama sang inisiator Trensains, dan juga mengikuti bimbingan dalam kegiatan diklat-diklat
pembelajaran dan penyusunan bahan ajar yang difasilitasi oleh pihak FMIPA Unesa.
FMIPA
UNESA selaku lembaga mitra SMA Trensains Tebuireng dengan Prof. Dr.
Suyono, M.Pd sebagai konsultan ahli dalam bidang pengembangan kurikulum dan
pembelajaran, siap memfasilitasi dan menggerjakan penulisan bahan ajar terutama
untuk mata pelajaran MIPA. Bahan ajar tersebut disusun dan disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah termasuk bagimana cara menyesuaikannnya dengan tujuan sekolah.
Dengan strategi-strategi yang diterapkan
oleh SMA Trensains, termasuk dalam hal pengembangan bahan ajar. SMA Trensains
Tebuireng yakin bahwa kedepan akan menjadi lembaga yang unggul dan mampu
mencetak kader-kader ulama sains kealaman yang berkompeten dibidangnya.