TRENSAINS
ONLINE— Sabtu, (26/12), Wakil
Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan acara Haul ke-6 Gus Dur. Wapres
didampingi beberapa pejabat, diantaranya Wagub Jatim Saifullah Yusuf, Menteri
Daerah Tertinggal Marwan Ja’far, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, dan
beberapa pejabat lain. Beliau datang pukul 17.40 WIB disambut langsung oleh
Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid.
Beliau
sempat shalat maghrib dan isya berjama’ah di Masjid Pesantren Tebuireng
kemudian tepat pukul 20.00 beliau menyampaikan sambutan. “Semua mengetahui
sosok Gus Dur yang telah menjadi suri tauladan, tinggal bagaimana kita sebagai
penerus perjuangan yang akan melanjutkan cita-cita yang disampaikan oleh Gus
Dur,” kata Wapres dalam sambutannya.
Wapres JK
pernah bersama Gus Dur dalam satu kabinet, yakni menjadi Menteri Perindustrian
Dan Perdagangan dalam masa Gus Dur menjadi Presiden RI. Bagi Ketua Umum Palang
Merah Indonesia, saat-saat itulah menjadi pengalaman yang berharga dan tak
terlupakan.
Dalam
sambutannya, Pak JK juga setuju dengan pendapat Gus Sholah, agar generasi muda
Islam supaya mengingat sejarah perjuangan dan perjalanan para ulama terdahulu.
Hal yang sangat dibanggakan oleh JK kepada Keluarga Pesantren Tebuireng adalah
terlahirnya tiga ulama dan tokoh pejuang nasional yang paling berpengaruh.
Ketiganya adalah kakek, anak, dan cucu, yakni KH. M. Hasyim Asy’ari, KH. A.
Wahid Hasyim, dan KH. Abdurrahman Wahid. Fenomena tersebut belum pernah
terjumpai di Jakarta maupun di daerah lain.
Pak
JK juga bangga kepada Islam yang tumbuh di Indonesia. Pasalnya Islam di
negara-negara Arab yang memiliki satu bahasa dan satu suku bangsa, tetapi
Indonesia telah menunjukkan Bhineka Tunggal Ika-nya dengan bermacam bahasa,
beragam agama, dan ratusan suku, tetap dengan satu tujuannya.
Gus
Dur yang merupakan Bapak Pluralisme, menurut Pak JK, patut dicontoh,
“Pluralisme dari Gus Dur yang harus menjadi pedoman bagi kita bersama,” tutur
beliau. Wapres mengajak kepada hadirin agar berdoa bersama untuk Gus Dur,
mengingat perjuangannya, dan meneruskan cita-citanya menciptakan Islam yang
Rahmatan lil Alamin.
Setelah
menyampaikan sambutan selesai, Pak JK langsung meninggalkan acara dengan
diantarkan oleh Gus Sholah. Pada pukul 08.10 WIB, beliau dengan kendaraan yang
berplat merah “Indonesia 2” telah meninggalkan Pesantren Tebuireng dikawal oleh
TNI dan Paspampres. (SUMBER: TEBUIRENG.ORG)