Pengajian ini dimaksudkan untuk
menumbuhkan rasa bangga terhadap Pesantren Tebuireng, sebab menurut sang
ustadz Pesantren Tebuireng adalah lembaga
yang sangat berjasa dalam perjuangan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
Dalam
kegiatan ini, Sang ustadz bercerita tentang fakta-fakta mengejutkan dari Hadratus Syekh baik pada saat masih menjadi santri di
Pondok Pesantren Gedang Jombang Jawa
Timur, pada saat menuntut ilmu di kota Mekkah, maupun pada saat pulang dari
tanah suci. Fakta-fakta yang telah
dipaparkan ternyata menambah semangat
dan motivasi para guru dan pembina, terutama yang berkaitan dengan semangat
juang, ketabahan, dan sifat tawadhu dari sang Kyai (Hadratus Syekh).
Semangat juang dan ketabahan sang kyai
tercermin ketika beliau harus berurusan dengan kaum penjajah, beliau rela untuk
disiksa dengan tidak manusiawi oleh tentara Jepang karena untuk mempertahankan
aqidah, sedangkan bentuk ketawadhuan sang kyai tercermin ketika sang guru beliau
(syekh Kholil Bangkalan) menimbah ilmu pada Hadratus Syekh, beliau adalah pribadi yang sangat
tawadhu yang perlu diteladani. Dikisahkan sang kyai-lah yang mengurus segala
keperluan gurunya, dengan tangannya sendiri beliau juga mencuci baju gurunya
dengan penuh kasih sayang dan ketawadhuan. hal ini mungkin sudah tidak kita
jumpai dimasa sekarang.
Semangat juang, ketabahan, dan
ketawadhuan beliau dalam memperjuangkan umat patut kita tiru dan kita teladani,
terutama di Pondok Pesantren Tebuireng 2 ini yang berdiri kurang dari dua tahun,
begitulah tutur kata sang Ustadz. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat mengambil
pelajaran-pelajaran yang baik dari pribadi Hadratus Syekh, terutama dalam menjalankan kegiatan
pendidikan di Pesantren Tebuireng 2.
Terkait dengan kegiatan pengajian,
sekolah berharap dapat menyelenggarakan kegiatan tersebut setiap 2 minggu sekali untuk dapat belajar dan
mendalami karya-karya Hadratus Syekh
agar dapat diaplikasikan dalam kedupan sehari-hari, termasuk juga dalam rangka membangkitkan ruh dan nilai-nilai
kepesantrenan di kalangan para guru dan pembina Pesantren Tebuireng 2. (Abdul
Ghofur)