
Kuliah umum kali ini diikuti oleh seluruh santri SMA
Trensains, dewan pembina dan asatidz. Seperti biasanya acara kuliah umum
diawali dengan memotivasi para santri, namun kali ini beliau memiliki cara yang
jitu untuk membangkitkan semangat dan motivasi para santri, pasalnya kali ini para santri diajak
berpikir secara kratif terkait banyaknya peluang penelitian dengan memanfaatkan
objek lingkungan sekitar.
Menurut beliau, Indonesia memiliki banyak fenomena alam yang
layak dikaji secara ilmiah, para santri dapat meneliti fenomena tersebut untuk menghasilkan
teori baru dalam ilmu pengetahuan.
Fenomena tersebut antara lain adalah fenomena
kadar oksigen terbaik di dunia yang
berada di pulau Madura dan fenomena rumah semut (musamus) di Merauke.

Dalam gurauannya, teori eksistensi jiwa Ibnu Sina tersebut dapat
dipakai untuk menjelaskan fenomena naiknya biaya STNK dan BPKB di negeri ini, “karena
STNK dan BPKB di Indonesia bisa naik tanpa dinaikkan oleh pihak yang berwenang untuk
menaikkan, alias STNK dan BPKB naik sendiri berarti STNK dan BPKB di
Indonesia berjiwa” gurauan analogi tersebut serentak membuat para hadirin tertawa dan memberikan applause kepada
sang penggagas Trensains.
Pada acara inti, beliau banyak mengupas tentang teori-teori sains
kaitannya dengan pandangan dunia mekanik. Menurutnya, teori-teori tersebut merupakan teori yang cacat karena akan
menuntun kita kepada gagasan kepensiunan tuhan, tuhan tidak lagi berperan sejak
alam semesta ini diciptakan, layaknya sebuah jam yang berjalan sendiri dengan
hukum mekaniknya dan jam tersebut akan rusak dengan sendirinya. Lanjut pungkasnya, tentu hal ini perlu
dikritisi oleh santri Trensains karena tidak sejalan dengan prinsip-prinsip
akidah, gagasan kepensiunan tuhan tersebut disebut deisme
yang mengisi pikiran manusia modern dan membawa
manusia pada aneka krisis kemanusiaan.
Di akhir presentasi
beliau berpesan bahwa tugas para santri Trensains kedepan adalah membangun
pandangan dunia holistik agar para
santri menjadi ilmuwan sejati, ilmuwan dengan al Qur’an dan filsafat yang kokoh
sebagimana visi besar konsep Pesantren
Sains (Trensains) yang digagasnya dan visi
misi pendirian lembaga pendidikan setingkat SMA yang diberi nama SMA Trensains. Sebagai penutup acara, sesi Tanya
jawab pun dibuka, diluar dugaan para
santri pun mengajukan pertanyaan yang
mengejutkan, sehingga hal ini memberikan kebahagian tersendiri bagi Kyai Agus selaku
penggagas Trensains, sebab semakin hari perkembangan
dan kekritisan para santri juga semakin meningkat. (Abdul Ghofur).