www.smatrensains.sch.id-Wujud
keterkaguman saya pribadi terhadap kitab yg ditulis KH. Hasyim Asy'ari.
Terutama kitab Adabul Alim wal muta'allim, yg sungguh kalau boleh saya
berkomentar, kitab itu merupakan masterpiece ilmiah secara penulisan, terutama
tentang bagaimana harusnya pendidikan sekolah. Terutama setelah kita dapati
beberapa kasus yang terjadi di negeri kita ini, baik berupa tindak pidana yg
dilakukan oleh maupun terhadap guru di beberapa sekolah akhir-akhir ini. Ada
diantara bait dalam Kitab KH. Hasyim tersebut yg cukup membuat saya termenung
diantara adalah:
وقال بعضهم التوحيد يوجب الإيمان، فمن لا إيمان له لا توحيد له، والإيمان
يوجب الشريعة ، فمن لا شريعة له لا إيمان ولا توحيد له، والسريعة توجب الأدب ، فمن
لا أدب له لا شريعة له ولا إيمان له ولا توحيد له.
Sebagian ulama berpendapat bahwa tauhid itu mengharuskan adanya
suatu keimanan. Barangsiapa yang tidak beriman, maka berarti ia tidak
bertauhid.Iman juga mengharuskan adanya syari’at. Barang siapa yang tidak
bersyari’at, maka berarti ia tidak beriman dan juga tidak bertauhid.Syari’at
juga mengharuskan adanya budi pekerti budi pekerti. Barang siapa yang tidak
mempunyai budi pekerti, maka ia tidak bersyari’at, tidak beriman dan tidak
bertauhid (kepada Allah SWT).
Menyitir dr bait yg dikatakan ulama diatas, KH. Hasyim begitu
menitik beratkan pentingnya adab atau character building, bukan sekedar nilai
maupun pemahaman materi pelajaran belaka. Hal ini dapat kita simpulkan dr
beberapa analisa lafadz yg ada didalamnya yaitu iman (secara materi menyangkut
pengetahuan tentang ketuhanan, prinsip2 keimanan dan konsepnya), yang tidaklah
cukup hanya sekedar materi pengetahuan keimanan saja tapi harus berimplikasi
terhadap munculnya sikap men tauhid kan Allah (secara aplikasi mengakui dan
mengesakan Allah tanpa ada celah untuk menyekutukan Nya, secara lahir batin).
Konsep materi keimanan yg berbuahkan ketauhidan ini pun tak cukup, mestinya
dibuktikan secara implementasi melalui praktek syariat Islam yg baik, (baik
secara keilmuan maupun praktek dalam totalitas kehidupan) yang semuanya akan
berbuah atau terlihat melalui perilaku, karakter, sikap maupun tingkah laku
yang disebut adab. Poin penting dr semuanya adalah adab merupakan wujud
implementasi nyata dari apa yang dipahami dr prinsip keimanan, ketauhidan dan
keagamaan.
Apabila kita telaah istilah adab, dalam bahasa Arab memiliki
beberapa pengertian diantaranya
تدل
على رياضة النفس على ما يستحسن من سيرة وخلق،
Adab bermakna pencapaian
olah jiwa dalam suatu hal yang baik secara perilaku maupun budi pekerti. Dalam
bahasa Inggris disebut ethics atau good manner dan behaviour. Kalau dihubungkan
dengan empat pilar pendidikan menurut UNESCO yang meliputi; 1. Learning to know
(belajar menngetahui), 2. Learning to do (belajar melakukan sesuatu), 3.
Learning to be (belajar menjadi sesuatu), 4. Learning to live together (belajar
hidup bersama).
Semua pilar itu sudah ada dalam konsep pendidikan pesantren seperti
yang dikemukakan KH. Hasyim Asy'ari diatas. Dan di pesantren, yang menjadi
tolak ukur adalah adab.
Karena sebenarnya adab sudah mencakup semuanya. Dengan demikian,
konsep pendidikan yang disampaikan K.H. Hasyim Asy'ari bisa dijadikan rujukan
atau referensi utama untuk melengkapi kekurangan dalam kurikulum pendidikan
selama ini baik KTSP maupun K13. Oleh
karenanya, perlu kita jadikan pilot projek dan rundown nyata dalam sekolah
kita, bukan sebagai bahan bacaan saja, tapi sebagai konsep dan sistem
pendidikan di sekolah.
*) Penulis : Ust. Hanif
Fathoni (Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas)