www.smatrensains.sch.id-Pesantren Tebuireng 2 memperingati
Hari Santri Nasional (HSN) pada Selasa (28/10/2019). Dalam peringatan itu, para
santri bersholawat bersama Najmul Fatih di Masjid Pesantren Tebuireng 2. Najmul
Fatih adalah jam’iyah banjari yang ada di Pesantren Tebuireng 2.
Dalam acara tersebut salah satu dosen
Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari Pondok Pesantren Tebuireng, Ust. Ahmad Roziqi, Lc.
M.HI bertindak sebagai pemateri dengan topik
“Resolusi jihad dari Pesantren
Tebuireng”.
“Santri Tebuireng harus bangga karena
memiliki Kiai Hasyim Asyari. Beliau adalah arsitek kemerdekaan Indonesia, bukan
sekedar pelatak kemerdekaan saja. Perbedaan antara peletak dengan arsitek
adalah disisi tanggung jawabnya. Peletak kemerdekaan hanya bergerak pada awal
saja, lalu dibiarkan berjalan dengan sendirinya. Sedangkan arsitek itu, beliau
yag merancang, lalu menggerakkan bangsa. Bagaimana caranya agar Indonesia
menjadi negara yang kuat. Bahkan setelah merdeka juga tidak dilepaskan begitu
saja. Tetapi beliau tetap turut mengawasi perkembangan Indonesia. Seperti
itulah perjuangan kiai kita. Kiai Hasyim Asyari.” Jelas Ust. Ahmad Roziqi.
Sebelumnya, para santri dari seluruh unit pendididkan
Yayasan Hasyim Asyari menggelar apel pagi di kawasan makam Gusdur pada selasa (22/10/2019) dalam rangka untuk memperingati HSN tahun 2019.
Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng. KH.
Abdul Hakim Mahfudz atau biasa disapa Gus Kikin menjadi pembina dalam kegiatan apel tersebut. Beliau
menyampaikan tentang resolusi jihad yang dilakukan para santri, sebagai upaya
mendapat kemerdekaan Indonesia dan upaya
untuk mempertahankannya. “Yang membentengi Nusantara dari
ancaman adalah para santri.”
Terang beliau.
Berdasarkan penjelasan Gus Kikin. Pada
zaman penjajahan santri tidak hanya menimba ilmu, tetapi santri juga turut
andil dalam membela Nusantara. Agar dapat mewujudkan Nusantara yang darussalam.
Pada tahun 1953 Ir. Soekarno menjadi wali Amri.
Wali Amri bermakana pemimpin yang harus ditaati. Kita tidak dijajah bangsa
lain, namun saat ini, kita dijajah oleh perkembangan teknologi dari luar negri,
misalnya kecanduan gawai, kendaraan
membeludak yang menciptakan polusi. Gus kikin juga menyinggung, bahwa negara
asing sudah banyak mengukir prestasi jika dibandingkan Indonesia, oleh karena itu santri masa kini harus memiliki
kontribusi dalam mengisi kemerdekaan agar kita semakin berprestasi.
“Hari Santri ini adalah pengakuan negara
terhadap perjuangan santri dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.” Tutur Gus Kikin.
Peringatan Hari Santri Nasional merupakan
bentuk
intropeksi bangsa
Indonesia.
Hari santri juga sebagai tombak pemersatu bangsa Indonesia. Agar bangsa ini
tidak pecah belah, yang dapat memicu kehancuran dan perceraian bangsa. Santri
dianggap sebagai cerminan dari tawadhu dan kegagahan. Setelah apel pagi di
kawasan makam gusdur, para santri melanjutkan kirab di sekitar Pesantren
Tebuireng.
“Sebagai santri kita harus mewujudkan
cita-cita bangsa Indonesia, untuk mengembangkan bangsa ini agar menjadi negara
maju. Dapat mengembangkan teknologi baru. Buktikan bahwa indonesia bisa. Namun
masih saja diantara kita yang malas. Kita sebagai santri harus dapat mengubah
pola pikir masyarakat agar menjadi lebih baik. Agar dapat mewujudkan cita-cita
Indonesia. Jika tidak sekarang kapan lagi? Jika bukan kita siapa lagi? Para
generasi muda untuk membela negara.”tutur salah satu siswi SMA Trensains
Tebuireng saat diwawancarai oleh wartawan SMA
Trensains Tebuireng (go-Pro).
…………………………………..
Pewarta : Ila & Astha.
Publisher: Admin