Oleh: Nasrudin Anshori*
Menjelang 10 November yang menjadi arus balik sejarah tanah
air ini
Ketika Proklamasi Kemerdekaan terus diuji oleh jiwa pongah
Jenderal Mallaby
Kaum santri dengan sarungnya menjelma pagar berduri agar
kolonial Belanda tak bisa menjajah lagi
Kota Surabaya tak hanya menjadi bara api
Saat takbir dan zikir ratusan ribu santri berhadapan dengan
mortir dan lapisan baja
Memanjatkan doa Bagimu Negeri
Itulah prasasti paling suci dari bongkahan batu-batu sejarah
yang telah lama berdebu di negeri ini
Saat jihad dan shalawat menjelma tali jagat yang menjadikan
Indonesia tetap selamat
Satu tekad dan kebulatan hati:
Para kiai dan santri pantang berkhianat bagi Ibu Pertiw
Hari ini tanggal 22 Oktober
Kukenang kembali Resolusi Jihad yang menggemuruh dan sarat
makna
Ketika jutaan santri sarungan itu begitu tulus mencintai
tanah air dan kebangsaaan Indonesia
Itulah kenapa Hadratusysyaikh Hasyim Asy’ari pantang berhenti
berjuang sebelum bangsa ini benar-benar merdeka
Ditemani Kiai Wahab Chasbullah para Kiai Khos se Jawa-Madura
Pekik takbir digemakan melalui bibir Bung Tomo yang gagah
perkasa
Wahai santri-santri millenial dimana pun kini kalian berada
Jangan pernah kalian punggungi batu-batu prasasti dan buku
sejarah kaum santri di tanah air kita ini
Sebab tak akan ada Indonesia jika para santri hanya sibuk
bersolek dan berpangku tangan saja
Di tanganmu ada Kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah Nabi
Jadikan sabar dan shalat itu sebagai pilar peradaban
Berdiri kokoh dalam amukan badai kerakusan dan ketamakan
Selamatkan bangsa ini dari darurat narkoba dan syahwat kotor
korupsi
Jadikan Kitab Jurumiyah sebagai pedang melawan penjajah
Jadikan Kitab Imriti sebagai pisau bedah untuk menajamkan
ilmu dan pemikiran di dalam diri
Jadikan Kitab Alfiyah untuk berkhotbah di zaman pongah dan
jahiliyyah agar anak-anak bangsa tak saling mencaci
Inilah saatnya kalian bergegas mencari dan menemukan makna
keindonesiaan sejati
Sebab Kanjeng Nabi Muhammad sudah mewanti-wanti agar kita
jangan pernah berhenti membaca dan mencari ilmu sampai mati
Jadilah pemimpin yang berdiri kokoh di atas kaki Rahmatan Lil
‘Alamin
Jadilah pedagang yang tak pernah merugi dengan modal
kejujuran dan tak pernah ingkar janji
Jadilah pendakwah yang tutur katanya menyejukkan dan
menunjukkan dalil aqli dan naqli yang pasti
Jadilah petani nelayan buruh atau profesi apa saja yang
memberikan manfaat bagi manusia dan memakmurkan bumi
Wahai Kaum Sarungan setanah air Indonesia
Para santri yang berada di kota desa gunung lembah bahkan di
mancanegara
Jadilah rantai emas bagi Ibu Pertiwi
Sebagaimana rumus Mbah Hasyim Asy’ari dalam menjalankan hidup
ini
Pada masa muda menjadi Sang Pencari Ilmu
Setelah berilmu beriman dan beramal maka jadilah Sang
Pemberani
Tegakkan kebenaran dan ajak berbuat baik di mana pun berada
Lalu jadilah Sang Pemimpin bagi diri sendiri dan keluarga
serta bagi Nusa dan Bangsa
Sebagai pemimpinan jagalah pikiran dan tindakan
Rawatlah kata-kata agar tak menjadi fitnah ghibah dan membuat
luka bagi sesama
Lalu jadilah Sang Pemersatu
Jangan pernah menjadi provokator dan menjalankan politik
belah-bambu
Kibarkan Bendera Merah Putih dengan Panji Rahmatan Lil
‘Alamin di seluruh bumi dan langit NKRI
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Allahu Akbar!!!
Gus Nas Jogja, 22 Oktober 2020
Merayakan Hari Santri
Sumber: https://tebuireng.online/sarung-santri/