smatrensains.sch.id- (03/02/2021) “Ikhtiar, tawakal, dan
komunikasi adalah prinsip utama Pesantren Tebuireng dalam menjalankan protocol
Kesehatan covid-19,” tutur Gus Ghofar dalam acara silaturahmi pengasuh dan
sosialisasi aturan pesantren, yang dilaksanakan di Pesantren Tebuireng 2. Gus
Ghofar menyampaikan bahwa selain upaya ikhtiar dalam menghadapi pandemi
covid-19, kita juga harus bertawakal pada Allah sang pemberi sehat. Pandemi
covid-19 memang banyak membawa kerugian, namun dibalik itu semua, ada hikmah
yang tersimpan didalamnya, seperti waktu ibadah yang semakin berkualitas.
Seperti yang telah disampaikan Gus Kikin,
sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng, kewaspadaan harus lebih ditekankan dalam
menghadapi pandemic covid-19. Protokol Kesehatan harus dipatuhi dan dijalankan
lebih disiplin lagi, untuk mencegah terjadinya penularan virus corona. Seperti
saat menggunakan masker, kita harus menggunakannnya dengan benar, menutupi
hidung dan mulut, juga menggantinya setiap empat jam sekali. Jaga jarak juga
perlu ditekankan, karena hal ini merupakan protocol Kesehatan yang paling sulit
dilakukan. Cuci tangan secara rutin bertujuan untuk menghindari kontak fisik
antara tangan yang kotor dengan wajah.
“Komunikasi yang terjalin baik sangatlah
penting, sehingga membuat keadaan bisa terkondisikan, dan dapat mempercepat
penangan bila ditemukan indikasi terpapar,” tambah Gus Kikin.
“ Yang utama jangan resah, walaupun dinyatakan
positif,” tambah Bu Nyai Laili, istri Gus Kikin.
Nyai Laili berkata demikian karena suasana hati
akan berdampak pada imunitas tubuh. Imunitas yang buruk akan menyebabkan tubuh
rawan terjangkit covid-19. Dan jika memang sudah dinyatakan positif covid-19,
maka perlu asupan vitamin dan probiotik lebih untuk membantu mengembalikan
imunitas tubuh melawan virus corona. Namun, sikap santai dalam menghadapi
pandemi ini bukan berarti membuat kita acuh terhadap protokol Kesehatan yang
ada.
..............................................................................
Pewarta: Khatrin (tim Jurnalis Sekolah)