Screenshot_2023-05-22_153857-removebg-preview
JURNALISTIK SANTRI DI ERA DIGITAL

Dewasa ini, kualitas dunia jurnalistik Indonesia mengalami penurunan. Mulai dari maraknya berita hoax, berita yang fakta kebenarannya dijungkirbalikkan atau bahkan berita yang hanya bermodal clickbait tetapi isinya nol besar. Dari sinilah dikenalkan istilah jurnalistik santri.

Jurnalistik santri dapat dikatakan sebagai satu di antara media dakwah Islam dengan menonjolkan informasi tentang larangan dan perintah Allah. Jurnalistik santri ini sendiri berorientasi pada 4 sifat. Yang pertama adalah siddiq, yang secara harfiah bermakna jujur atau benar. Namun, apabila ditilik lebih dalam memiliki makna bahwa seorang penulis berita haruslah mempunyai sikap integritasi yang tinggi. Seorang penulis berita dituntut untuk menuliskan fakta yang sebenar-benarnya tanpa adanya tambahan kebohongan di dalamnya.

Sifat yang kedua adalah amanah atau dapat dipercaya. Sederhananya, dapat dimaknai bahwa penulis berita haruslah dapat mempertanggung jawabkan tulisannya. Selanjutnya adalah fathanah atau cerdas. Seorang jurnalis haruslah cerdas dalam memilih dan memilah peritiwa mana saja yang dapat dibuat menjadi sebuah berita. Yang terakhir adalah sifat tabligh atau menyampaikan. Tabligh dalam konteks kali ini adalah bahwa fakta-fakta apapun harus disampaikan, tidak boleh ada satupun kebenaran yang ditutup-tutupi.

Dalam dunia jurnalistik, pastinya diperlukan suatu etika yang bisa disebut fikih jurnalistik, yaitu hukum syariat yang berkaitan dengan jurnalisme. Contohnya tidak boleh membuat berita yang berisi kebohongan atau mencemarkan nama baik orang lain. Hal yang tepat untuk dilakukan adalah menulis berita yang dapat memberikan manfaat untuk khalayak umum.

Untuk menghasilkan berita yang baik dan benar, diperlukan beberapa teknik di dalamnya. Yang pertama haruslah menemukan suatu peristiwa menarik atau penting. Langkah selanjutnya adalah mencari sumber data yang diperlukan. Pencarian sumber data dapat dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, atau observasi. Setelah itu, buat kerangka teras dengan 5W 1H. Setelah menjadi teks yang utuh sunting kembali teks sehingga tidak terjadi kesalahan baik dalam penulisan atau penyampaian.

Perlu diketahui oleh kita bahwa tidak semua peristiwa dapat dibuat menjadi berita. Hanya peristiwa berbobot, menarik, dan bermanfaat yang layak dijadikan berita.  Sekiranya berita tersebut dapat memberikan pengaruh kepada banyak orang yang membacanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Assalamualaikum. Wr.Wb. Anda sedang terh
Assalamualaikum. Wr.Wb.
Anda sedang terhubung dengan Humas SMA Trensains. Silahkan kirimkan pesan untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang lembaga kami!

Ttd,
Bidang Humas SMA Trensains Tebuireng