Screenshot_2023-05-22_153857-removebg-preview
Ilmu Di Dapat Bukan Secara Otoriter, Tetapi Kompetitif

GoPro, SMAT-Selasa, 17 Januari 2023 SMA Trensains Tebuireng melaksanakan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih bertempat di lapangan upacara SMA Trensains Tebuireng. Ustadz Umbaran selaku Kepala SMA Trensains Tebuireng pagi ini bertindak sebagai Pembina Upacara. Upacara pagi ini dilaksanakan oleh tim paskibra putri SMA Trensains yang dilakukan secara bergiliran dengan tim paskibra putra setiap bulannya. Agendanya akan dilaksanakan rutin setiap tanggal 17 per bulannya, dihitung sejak bulan Januari pada tahun 2023 ini. Acara tersebut merupakan satu di antara program yang diajukan oleh menteri pendidikan ORSATRENS.

              Pagi yang cerah, tepat pukul 07.20 WIB upacara bendera dimulai dengan suasana yang khidmat. Ustad Umbaran memaparkan amanatnya kepada Siswa SMA Trensains Tebuireng mengenai pentingnya menuntut ilmu secara kompetitif. Hal ini tidak akan didapatkan hanya dengan menumpu tangan dari kekuasaan orang tua saja. Siswa perlu meningkatkan potensi mereka agar tetap bertahan pada kompetisi yang cukup sulit dalam menuntut ilmu. Namun, perkara berkompetisi dalam menuntut ilmu perlu memperhatikan satu hal penting yang sering dilupakan oleh semua orang, yaitu mengamalkan ilmu. Beliau menyinggung tentang pentingnya mengamalkan ilmu yang telah di dapatkan agar memberi manfaat dan barakah. Ustad Umbaran memberikan contoh seorang tokoh yang sering disebut dengan ‘bayi ajaib’ yaitu William James. Tokoh kelahiran Amerika ini adalah pemilik IQ tertinggi di dunia yakni mencapai 260. Sejak umur tiga tahun beliau sudah bisa membaca koran, ketika umur empat tahun telah mahir dalam mengetik menggunakan komputer. Lalu, ketika William James berumur sembilan tahun telah lolos tes masuk ke Harvard University. Namun, kelulusan tesnya itu ditolak dengan alasan masih terlalu belia. Kemudian ketika umur sebelas tahun beliau diterima di Harvard University dengan menjadi mahasiswa termuda. Selama hidupnya beliau selalu merasa kurang bahagia karena tidak merasa cukup dengan ilmu yang di dapatnya. Akhirnya William James pun meninggal dalam kesendirian. Beliau selalu terasingkan selama hidupnya, memutuskan hubungan dengan keluarganya dan mengembara dalam kesendirian. Hal itu terjadi karena beliau baru menyadari bahwa dirinya hanya menjadi proyeksi sang Ayah yang selalu mengekangnya sejak kecil. Jadi, dari cerita tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang cerdas, bahkan dengan IQ 260 tidak mau mengamalkan ilmu, bersyukur, dan percaya diri, mengakibatkan ilmu yang diperoleh akan sia-sia.

            

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Assalamualaikum. Wr.Wb. Anda sedang terh
Assalamualaikum. Wr.Wb.
Anda sedang terhubung dengan Humas SMA Trensains. Silahkan kirimkan pesan untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang lembaga kami!

Ttd,
Bidang Humas SMA Trensains Tebuireng